Pewarta: Dwi Arifin, Koran Sinar Pagi (Bandung)-, Banyaknya perpustakaan desa yang pasif di Jawa Barat. Padahal pembangunan desa di seluruh indonesia sedang digelorakan. Anggrannya hampir perdesa, jumlah APBDesnya, 1 Milyaran. Jangan sampai pembangunan infrakstruktur fisik tidak dibarengi dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Menjadi sorotan aktifis literasi dan duta baca Forum Pecinta Baca provinsi Jawa Barat, H.Pramono Dani Arifin, A.Md, S.E.
Dilihat dari manfaat jangka panjang, perpustakaan desa hadir sebagai berpartisipasi pemerintah desa pembangunan di bidang pendidikan. Warga desa yang putus sekolah tetap dapat menikmati pendidikan dengan membaca buku diperpustakaan desa. Kedepanya pihak pemerintah desa harus bisa menghadirkan pustakawan dan duta baca untuk bisa menggelorakan budaya literasi. Karena terbukti budaya literasi berpengaruh terhadap kualitas wawasan warga desa dan pola hidup yang lebih baik dan teratur.
Disisi lain Kepala bidang penguatan lembaga dan partisipasi BPMPD Jawa Barat, Budi Sitiadi, menyikapi permasalahan banyaknya perpustakaan desa. Menjelaskan, “ dengan adanya undang-undang No.6 Tahun 2014, pihak desa diberikan kewenangan khusus mengelola bantuan dari pemerintah. Dengan cara musyawarah, demontrasi, dan prioritas. Pihak pemerintah desa harus lebih sensitif terhadap pembangunan yang lebih manfaat, dan jangka panjang. Apalagi sebelumnya pemerintah desa diberikan bantuan buku dari BAPUPSIDA Jabar, harus bisa merawat dan mengembangkan, ungkapnya!