Pewarta : Eno Moreno
Koran SINAR PAGI, Tasikmalaya

Membaca dari kamus besar bahasa Indonesia, agama adalah yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Allah SWT serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.

Kata “Agama” berasal dari bahasa sansakerta, yang berarti tradisi, kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali, maksudnya dengan berreligi manusia mengikat dirinya kepada Alloh SWT.

Pengertian agama menurut para ahli, agama adalah keyakinan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang mengatur menciptakan alam dan isinya. Agama adalah suatu system yang terpadu terdiri atas kepercayaan dan praktik berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua penganut dalam suatu komunitas moral dinamakan umat.

Agama islam merupakan agama yang paling banyak penganutnya di Dunia, termasuk di Indonesia yang diperkirakan mencapai 87,18% dari 237.641.326 (2010) jiwa Warga Negara Indonesia dimana tempat ibadahnya adalah masjid, kitab sucinya Alqur’an, hari besarnya Idul Fitri, Idul Adha, dan tahun baru hijrah dan Isra Mi’raj.

Mesjid afalah merupakan pusat penting ibadah dan sosial bagi umat, program yang dimiliki masjid harus konstruktif dan mendidik, selain anggaran yang dimilikinya didapatkan dari jalan yang halal.

Menurut Fadh al-Kasyani dalam tafsir as-Safi upaya memperbaiki masjid termasuk merawat, membersihkan, penerangan, pembelajaran dan tablig, hal tersebut sebagaimana sabda Baginda Rosululloh Muhammad SAW, bila kalian menyaksikan seseorang rajin mendatangi masjid, maka kalian harus bersaksi dengan keimanannya. Orang yang sering mengunjungi mesjid akan mendapat keuntungan termasuk mendapat saudara seiman, bertambahnya informasi (ilmu) yang berguna, mendapat bimbingan, menjauhi dosa dan mendapat nikmat serta rahmat Illahi, itulah pentingnya masjid sebagai sarana ibadah, ujar Ketua DKM Nurul Islam H.Nanu Suhana Husen saat dijumpai Koran Sinar pagi di sela-sela kesibukannya memantau pembangunan sarana wudlu Masjid Nurul Islam kampung Ceungceum RT. 03/01 Desa Jayamukti Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya Jawa Barat.

Dikatakan H.Nanu, di lingkungan DKM Nurul Islam terdapat 8 masjid kecil (Langgar) dan Masjid Nurul Islam sebagai Masjid Besar yang biasa dipakai sholat jum’at, selain itu dilingkungan masjid ini terdapat pula madrasah sebagai sarana pendidikan anak meliputi TPA, TKA dan DTA, Gedung sarana pengajian Ibu-Ibu, Asrama Santri, dan podium untuk kegiatan pentas kreasi seni dan prestasi santri.

DKM Nurul Islam merupakan juga Pontren, dipimpin Ust.Endang dan Ust.Adang serta beberapa tenaga pengajar madrasah, paparnya.

Lenih lanjut, DKM Nurul Islam bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama saat ini sedang berpacu dalam pembangunan kelengkapan sarana ibadah berupa sarana wudlu, hal tersebut dilakukan mengingat sarana wudlu (kulah-sunda) dipergunakan juga oleh warga untuk cuci pakaian(nyeuseuh-sunda) sementara penampungan atau bak air hanya satu, jadi jelas air wudlu terkontaminasi oleh air cucian warga, maka pihaknya bersama para tokoh tersebut untuk membangun dan memisahkan antara tempat wudlu dan sarana cuci warga, jelasnya.

Sebelumnya DKM Nurul Islam telah merehab berat masjid tersebut meliputi penggantian seluruh jendela dan pintu, perbaikan dan pemasangan keramik dinding, pembangunan Gudang dan Perpustakaan, menara atau kubah, audio, penerangan, dan karpet, menelan biaya lebih dari Rp.100 juta, dana swadaya warga setempat dan bantuan warga setempat yang di luar kota meliputi Bani Oon Husen Jakarta, kelompok pengajian Darusalam Buah Batu Bandung dan dari Cinajur. Sementara untuk pembangunan sarana wudlu akan menelan biaya lebih dari 10 juta diambil dari Kas DKM dan donatur dari Kota Bandung ,”mudah-mudahan saja jadi solusi terbaik pembangunan untuk kelengkapan Masjid Nurul Islam, hingga terwujudnya sarana ibadah yang representative guna terciptanya kenyamanan umat beribadah, katanya.