Pewarta : Tim Liputan Khusus
Koran SINAR PAGI, Cianjur. – Sebagian masyarakat Ereng Desa Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Jawa Barat sangat mengkhawatirkan kondisi bronjong yang saat ini sedang dikerjakan, akan menjadi ambrol setelah turunnya musim hujan. Apalagi bila musim hujan yang terus menerus. Mengingat kualitas bronjong dan ikatan kawat yang tidak kuat dan asal-asalan.
Proyek pembuatan bronjong di bawah jembatan Cikondang Kecamatan Cibeber yang sudah berumur sekitar 30 tahun yang masih dikerjakan, dikemudian hari akan bermasalah. Diduga proyek tersebut dikerjakan asal-asalan, disekitar proyek juga tidak terlihat papan informasi proyek, sehingga belum diketahui persis nilai proyek dan sumber dananya.
Pantauan Koran Sinar Pagi di lokasi, terlihat jelas bronjong yang terbuat dari tumpukan pecahan batu gunung dan dibungkus dengan kawat manual yang seharusnya pabrikasi menujukan tidak adanya keterbukaan informasi publik, sehingga jadi sorotan dan dipertanyakan. Semuanya serba tidak jelas, jenis pekerjaan, perkerjaan siapa dan/atau siapa pelaksananya, sumber dana dari mana, semuanya buram. Karena serba tidak jelas, sebut saja Proyek Siluman.
Menurut keterangan warga sekitar kepada kepada Koran Sinar Pagi, “dikhawatirkan bronjong itu akan menjadi ambrol setelah turun hujan, apalagi kalau sudah musim hujan yang terus menerus, mengingat ikatan kawat yang tidak kuat dan asal-asalan.” Ujarnya.
Ditambahkan, “malahan selama ada pekerjaan disini yang namanya pengawas atau rekanannya tidak pernah kesini untuk ngecek pekerjaan, konon katanya sih Pelaksananya orang Cidaun namanya kalau ga salah haji Daman, ya haji Daman. Tapi Saya ga pernah tahu orangnya yang mana, yang ada mandornya, itu orangnya dibawah, namanya Eman.” Terangnya kepada koran Sinar Pagi belum lama ini.
“Disini Saya hanya kerja, tidak tahu anggaran berapa dan dari mana sumber dananya. Saya tidak tahu menahu soal itu, Saya hanya disuruh kerja oleh haji Daman sebagai pelaksananya. Dia orang Cidaun. jadi Saya ga bisa apa-apa.” Jelas Eman kepada Wartawan koran Sinar Pagi di lokasi sambil meneruskan pekerjaannya.
Ditambahkan, “kemarin waktu batu sudah diturunkan kebawah, puluhan kubik, eh datang air besar sekali, semua batu kebawa. Ini benar-benar rugi besar sekali, yang seharusnya keuntungan untuk membayar kuli. Selama tiga bulan Saya disini, tidak pernah ada Wartawan. Jadi Saya tidak tahu harus bagaimana, nantilah Saya bicarakan dulu sama pelaksananya.” Pungkas Eman beberapa waktu lalu.
Pantauan koran Sinar Pagi, bahwa pekerjaan bronjong itu ternyata kualitas pekerjaannya diragukan. Batu yang bervariasi, kepadatan atau kubikasi dipertanyakan, serta menggunakan kawat yang tidak sesuai spesifikasi tehnik (kawat manual, yang seharusnya pabrikasi). Diduga hasil pekerjaan berkualitas rendah, karena tidak mengindahkan speck yang telah ditentukan.