Metoda Pendidikan Yang Berpengaruh Terhadap Anak (Siswa)

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Sukadi
(Praktisi Pendidikan, Kepala SMA Bina Dharma 1 Bandung)

Latar Belakang

Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan setiap manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup secara baik tanpa melalui proses pendidikan. Faktanya, orang-orang yang berhasil di masyarakat pada umumnya adalah orang-orang terdidik. Sebaliknya, orang-orang yang gagal dalam hidupnya adalah mereka yang tidak terdidik.

Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Orang tua mendidik anak-anaknya di rumah melalui pendidikan keluarga. Pemerintah mendidik para siswa di sekolah-sekolah pemerintah (negeri), sedangkan masyarakat mendidik warga masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan nonpemerintah (swasta) dan berbagai bentuk pendidikan lainnya, termasuk media massa, kegiatan-kegiatan pengajian, pelatihan, seminar, dan lain-lain.

Pendidikan dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia seperti yang diharapkan. Dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik, dari kurang sopan menjadi sopan, dari kurang pintar menjadi pintar, dari tidak terampil menjadi terampil. Dengan kata lain, inti pendidikan adalah perubahan (education is change).

Dalam praktiknya, pendidikan seringkali kurang memiliki pengaruh bagi anak (siswa). Proses pendidikan dilalui oleh peserta didik (anak-anak), akan tetapi pengaruhnya kurang dapat dirasakan oleh mereka. Antara pengorbanan yang dilakukan dengan produk pendidikan tidak sebanding. Bahkan, tidak sedikit anak (siswa) yang belajar dengan pengorbanan/biaya tinggi tetapi tidak menghasilkan output yang diharapkan.

Metoda Pendidikan yang Berpengaruh terhadap Siswa

Agar pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap, perilaku, dan keterampilan anak (siswa), Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya Pendidikan Anak dalam Islam mengemukakan lima metoda atau pendekatan pembelajaran yang menurutnya membekas dalam diri anak (siswa).

Kelima metoda tersebut penulis uraiakan seperti berikut ini,
Pertama, keteladanan. Dalam teori pendidikan, anak-anak (siswa) lebih mudah menangkap sikap, perilaku, dan keterampilan melalui apa yang ia lihat dari orang lain. Oleh sebab itu, keteladanan menjadi penting dalam pendidikan anak. Dalam Islam, metoda keteladanan merupakan metoda yang sering digunakan Nabi Muhammad saw dalam mendidik.

Metoda keteladanan ini dipandang paling efektif, apalagi di era globalisasi seperti saat ini. Jika kita mengajarkan sesuatu dengan mencontohkan sikap dan perilaku yang benar, maka siswa akan meniru apa yang kita lakukan.

Mengingat keteladanan itu penting, guru di sekolah harus memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik. Jangan sampai guru menunjukkan perilaku tercela, baik dalam bersikap, berbicara, maupun dalam berperilaku.

Ada peribahasa mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Peribahasa ini mengingatkan kita agar tetap bersikap dan berperilaku baik di depan anak (siswa).

Kedua, pembiasaan. Metoda kedua dalam mendidik anak (siswa) adalah pembiasaan. Ini merupakan perwujudan dari psikologi humanistik. Sikap dan perilaku manusia pada umumnya digerakkan oleh kebiasaan. Oleh sebab itu, agar anak-anak (siswa) berperilaku baik, guru hendaknya mampu menciptakan kondisi sekolah atau lingkungan belajar sebagai lingkungan pembiasaan perilaku baik.

Untuk membiasakan perilaku baik, guru perlu mendorong anak (siswa) untuk mengulang-ulang hal-hal yang baik. Guru dapat membiasakan siswa-siswinya menunjukkan sikap, perilaku, atau keterampilan tertentu yang baik sampai menjadi perilaku reflek. Misalnya, untuk membangun kebiasaan hidup bersih, guru dapat melatih siswa secara berulang-ulang untuk memungut sampah dan membuangnya ke tempat sampah.

Ketiga, nasihat. Untuk mendidik anak (siswa) tentang perilaku baik, guru dapat menggunakan metoda nasihat. Pemberian nasihat dapat dilakukan oleh orang tua atau guru saat anak (siswa) membutuhkannya, terutama apabila ia baru melakukan kesalahan. Nasihat hendaknya diberikan dengan tulus, tidak disertai dengan celaan dan makian. Nasihat yang diberikan dengan disertai cacian dan makian tidak banyak meresap ke dalam jiwa anak (siswa). Nasihat diberikan tidak dengan cara memaksa, tetapi mensugesti.

Keempat, perhatian dan pengawasan. Metoda keempat yang dapat dilakukan orang tua atau guru dalam mendidik anak adalah dengan memberikan perhatian dan pengawasan. Perhatian dimaksudkan untuk memberikan dorongan semangat kepada anak (siswa) sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik, lebih percaya diri, dan lebih maju. Adapun pengawasan dilakukan untuk mengendalikan anak (siswa) sehingga tidak terjerumus melakukan perbuatan dan sikap buruk.

Perhatian hendaknya diberikan secara wajar dan tidak berlebihan. Perhatian yang diberikan secara tidak wajar dan berlebihan dapat mengundang hal buruk. Demikian pula dalam memberikan pengawasan. Pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan anak (siswa) merasa terbelenggu dan tidak bisa mengembangkan diri. Namun, jika kurang pengawasan, siswa akan cenderung liar dan tidak terkendalikan. Oleh sebab itu, metoda pemberian perhatian dan pengawasan harus dilakukan sebaik mungkin, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.

Kelima, hukuman. Anak-anak (siswa) terkadang membutuhkan hukuman. Hukuman berarti menimpakan hal buruk kepada anak (siswa) sebagai konsekuensi logis atas perilaku buruk yang dilakukan. Akan tetapi, hukuman tidak dilakukan untuk menyakiti badan anak. Hukuman diberikan segera setelah dilakukannya perilaku buruk, tidak ditunda-tunda.

Hukuman harus rasional dan sebelumnya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan siswa. Akan lebih baik apabila hukuman diberikan setelah siswa mengetahui kesalahan dan resiko buruk yang akan ia terima. Hukuman hendaknya digunakan sebagai metoda pengendalian terakhir. Tujuan hukuman adalah mencegah terjadinya hal buruk yang lebih parah jika seorang anak dibiarkan melakukan kesalahan.

Untuk dapat menggunakan metoda tersebut, seorang guru (orang tua) harus memiliki sifat dasar pendidik yang efektif. Adapun sifat dasar pendidik yang efektif ada lima, yakni ikhlas, takwa, berilmu, penyabar, dan bertanggung jawab. Dengan kelima sifat dasar tersebut, semoga pendidikan yang kita berikan dapat menyerap ke dalam jiwa anak (siswa).

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90