Sosok Srikandi Penyuluh Kehutanan Sukabumi

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Sugama

(Penyuluh Kehutanan Dinas Kehutanan Jawa Barat)

Tugas mulia dari seorang rimbawan salah satunya adalah mampu menjadi penyuluh bagi masyarakat untuk pembangunan kehutanan yang lestari dan berkeadilan. Penyuluh merupakan petugas yang setiap saat berada di tengah masyarakat, berusaha menterjemahkan bahasa langit kehutanan yang keluar dari pemerintahan menjadi bahasa yang mudah difahami dan dimengerti oleh masyarakat umum, menterjemahkan bahasa administratif menjadi bahasa tapak yang membumi. Sehingga kegiatan penyuluhan menjadi salah satu kegiatan dari pengurusan hutan dan lahan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan lainnya untuk mencapai impian pengelolaan alam yang berkelanjutan.

Membayangkan tentang hutan, pastilah tempat yang jauh dari pusat keramaian masyarakat. Jalanan berbatu yang terkadang terkelupas tinggal tanah, dan bila musim hujan tiba sudah mirip kubangan kerbau. Melintasi sawah, kebun dan ladang, menyeberangi sungai adalah kegiatan keseharian Penyuluh Kehutanan yang harus dilakukan bila ingin menuju tempat binaan. Panas terik matahari dan guyuran air hujan adalah teman dalam perjalanan.

Sepintas terbayang sangatlah berat tugas seorang penyuluh kehutanan, belum lagi karater petani yang tak mudah di tebak, perlu kesabaran untuk menghadapinya, tapi tidak demikian bagi Asri Muliawati, seorang Penyuluh Kehutanan Wanita Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi, yang menganggap pekerjaanya itu adalah sebagai sebuah keseruan dalam kehidupannya.

Setelah lulus dari Jurusan Manajemen Hutan IPB Tahun 2006, Asri mengawali pekerjaannya dengan menjadi seorang pengajar pada SDIT, di tempat tinggalnya di daerah Cicurug Sukabumi. Profesi sebagai seorang pengajar ini dijalaninya selama hampir tiga tahun.

Kesempatan menjadi PNS datang pada tahun 2009, setelah lulus tes CPNS dengan formasi sebagai Penyuluh Kehutanan. Profesi penyuluh kehutanan dipilih karena menurut anggapannya Penyuluh Kehutanan itu adalah merupakan pekerjaan yang keren.

Penyuluh Kehutanan dituntut untuk menguasai ilmu-ilmu kehutanan dan sekaligus ilmu sosial kemasyarakatan. Profesi sebagai Penyuluh Kehutanan semakin disukainya setelah terjun ke lapangan pada tahun 2011. Mengingat pekerjaan seorang Penyuluh yang banyak bekerja di lapangan, dan berinteraksi dengan banyak masyarakat, sehingga menjadi banyak ”kawauhan”. Dengan menjadi penyuluh banyak belajar dari pengalaman para petani, pokoknya jiwa, raga, dan pikiran terasa lebih fresh, ungkap wanita kelahiran Bandung, tanggal 4 Desember 1984.

Pada awal kiprahnya sebagai seorang penyuluh kehutanan, Asri mendapatkan tugas Wilayah Binaan di Kecamatan Cicurug saja. Setelah beberapa tahun berjalan tampak terlihat banyak kemajuan dari Kelompok Tani Hutan (KTH) yang dibentuk dan dibinanya. Dan terlihat juga adanya peningkatan kualitas lingkungan di wilayah binaan. Atas keberhasilanya itu, Asri dianggap mampu untuk membina lebih dari satu Wilayah binaan. Pada tahun 2016 wilayah kerja binaannya ditambah dengan Kecamatan Cidahu.

Berkat keuletan dan tangan dinginnya beberapa KTH binaannya naik peringkat. Beberapa KTH juga mendapatkan kepercayaan dari fihak Balai Diklat Kehutanan (BDK) Kemen LHKRI, sebagai tempat praktek lapangan peserta Diklat. KTH tersebut antara lain adalah; KTH Kompak Desa Nanggerang Kec. Cicurug, KTH Gempal Desa Paswahan Kec. Cicurug, KTH Gammelan Desa Kutajaya Kec. Cicurug. Dengan tema Bintek; Adopsi pohon, Kampung Iklim, dan manajemen buffer zone Taman Nasional.

Prestasi lain hasil kerjanya juga ditunujukkan dari kelompok tani yang memenangkan perlombaan, baik di tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi. Seperti KTH Gammelan dari Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug, yang pada tahun 2017 lalu mendapatkan penghargaan peringkat kedua terbaik tingkat Jawa Barat, pada perlobaan Wanalestari.

Kerja keras yang tak mengenal lelah, dibarengi dengan kesabaran dan keuletan yang selama ini di terapkan dalam prinsip kerjanya sebagai pengayom masyarakat, ternyata tidak sia-sia. Buah manis dipetik wanita humoris ini pada tahun 2017 itu juga, dengan menyabet peringkat kedua terbaik pada perlombaan Wana lestari Penyuluh Kehutanan Tingkat Provinsi Jawa barat. Suatu prestasi yang selama ini menjadi domain penyuluh kaum pria, ternyata dapat di gapainya.

Mulai sejak tahun 2018, banyak penyuluh senior yang telah purna bakti. Menjelang akhir tahun 2019 ini Penyuluh kehutanan pada CDK Wilayah III Sukabumi hanya tinggal delapan orang saja, dan harus dibagi untuk membina masyarakat di 47 Kecamatan yang berada di Kabupaten Sukabumi serta tujuh Kecamatan di Kota Sukabumi. Sehingga bila dibagi-bagi setiap seorang Penyuluh kehutanan di Sukabumi membina lima sampai dengan tujuh Kecamatan.

Bertambahnya wilayah binaan tidak menjadikan beban yang berarti bagi seorang Asri, walaupun merasa sedikit kewalahan dalam membagi waktunya. Ibu dengan tiga orang anak ini tetap semangat dalam menjalani tugasnya sebagai seorang pengayom masyarakat kehutanan. Terbukti pada tahun 2019 ini, KTH binaannya, Kelompok tani Giri catur naik kelas ke Kelompok Tani Hutan Madya.

Banyak tokoh teladan dari kalangan Penyuluh Kehutanan yang memberi kontribusi untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup dan kehutanan yang lestari. Dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan masyarakat, peran mereka diharapkan terus menguat untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di tingkat tapak.
Walaupun beban kerja yang dipikulnya begitu berat dan bertanbah berat dengan bertambahnya Wilayah binaan, tapi tak ada keluhan yang keluar dari muslimah yang murah senyum ini. Semua tantangan pekerjaan dihadapinya dengan suka ria. Senyumnya selalu di tebar setiap berinteraksi dengan masyarakat.

“Perkerjaan ku adalah kebahagiaan ku” mungkin begitulah moto kerja dari “Srikandi Penyuluh Kehutanan” ini.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90