Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Kabupaten Bandung)-, Pada hari ini Kita berada di hari yang sangat mulia. Karena merupakan 10 awal dari bulan Dzulhijjah. Dan beberapa hari kedepan umat islam akan mengadakan sebuah ibadah yang agung yaitu ibadah Idul Adha disertai dengan penyembelihan qurban. Ibadah yang awal mula ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya (Ismail). Ketika Ismail telah memberikan dan menyerahkan dirinya untuk disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai simbol penyerahan diri dan ketundukan yang sempurna kepada Rabbul ‘Alamin.
Kajian rutin majelis Syubbaanul Uluum pada malam jum’at yang lalu di Masjid Mujahidin Gandasari Kecamatan Katapang membahas tentang makna bulan Dzulhijjah.
Pada awal kajian hadir sebagai narasumber Ustadz Ahmad dari majelis Syubbanul Uluum. Beliau menyampaikan materi perihal hewan qurban. Ilmu yang beliau sampaikan kepada jama’ah bersumber dari hasil bimbingan teknis dari MUI, Kementrian Agama dan ahli kesehatan hewan.
Setelah selesai narasumber ke 1 berbagi ilmu dalam kajian hadir ditengah-tengah jam’ah pencari ilmu narasumber ke 2, Ustadz Ruslan Gunawan Hafidzahullah. Dalam awal isi dakwahnya Ustadz Ruslan menyampaikan “pada malam ini 1 Agustus menurut sidang isbat Idul Adha 2019/1440H. Kita sudah memasuki 1 Dzulhijah, kita merupakan orang-orang pilihan yang bertemu dengan bulan Dzhulhijah. Dengan beramal mencari ilmu di masjid ini”
Selanjutnya ustadz Ruslan membacakan hadist tentang kemuliaan bulan Dzulhijah. “Tidak ada suatu hari, dimana amal shalih lebih dicintai ALLAH dibandingkan beramal pada hari-hari ini yakni sepuluh hari pertama Zulhijjah” (HR. al-Bukhari)
Menurut Ibnu Rajab amalan-amalan pada awal bulan Dzulhijah lebih besar dari pada jihad. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah malam-malam 10 ahir pada bulan ramdhan lebih baik dari pada malam-malam dibulan lain. Dan siang hari 10 awal bulan dzulhijah lebih baik dari siang hari di bulan lain.
Hari raya idul Adha merupakan hari raya pertama umat islam. Pada hari raya ini harusnya umat islam lebih menyambut dan mengagungkannya. Dengan takbir dan tahlil yang dimulai pada awal Dzulhijah. Dan nanti pada puncaknya pada 10-13 dzulhijah dengan penyembelihan hewan qurban.
Syaikh Utsaimin mengungkapkan “pada bulan dzulhijah ini disempurnakan seluruh ibadah, karena pada bulan ini ada shaum, safar berhaji, berqurban dan mabit. Pada awal bulan Dzulhijah ini di Yaman banyak fasilitas umum yang bergema dengan takbir dan tahlil.
Pada puncaknya nanti tanggal 9 Dzulhijah umat muslim yang tidak melaksanakan proses ibadah haji disunahkan untuk bershaum. Hal ini harus dikaitkan dengan ruh umat islam. Disaat muslim lain sedang berpanas-panasan wukuf di padang Arafah. Barang kali kita yang belum mampu untuk ibadah haji. Kita disunahkan shaum di 9 Dzulhijah.
Selanjutnya Ustadz Ruslan mengingatkan dan mengajak umat islam untuk memaksimalkan ibadah dan tidak mendzolimi diri sendiri. Ustadz Ruslan menyampaikan Firman Allah SWT: “Janganlah kamu menzalimi diri kamu semua dalamnya (bulan-bulan haram)”. (Surah al-Taubah: 36)
Bagi yang memiliki niat baik dan beramal, tapi belum terwujud. Maka bulan dzulhijah ini sangat tepat. Karena pada bulan ini disempurnakannya agama islam dengan turunnya surat Al-maidah ayat 3. “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”

(https://www.youtube.com/watch?v=r3qSYOtTBNA)